Salahkah sebuah kode ?



        
        Pernyataan “laki-laki emang selalu salah!” adalah hal yang selalu menjadi alasan bagi kaum hawa untuk mengkritik kaum adam. Tapi disatu sisi, keinginan kaum adam untuk melontarkan jawaban yang dibalas dengan pertanyaan “emang aku dukun, yang harus tau kamu lagi mikirin apa dan maunya apa?” menjadi jurus jitu yang kerapkali ingin diucapkan namun lebih baik untuk dipendam. Karena akan jadi urusan yang panjang apabila kaum adam berani untuk melontarkan pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban tersebut.

Bagaimana mungkin kaum adam bisa dengan mudahnya menebak apa yang berada dalam pikiran kita? Bagus apabila tebakannya benar, apa yang terjadi kalau tebakannya salah? Namun dibalik semua itu, apakah salah jika kaum hawa memberikan sinyal atau yang lebih sering dikatakan “kode”? Sebagai salah satu spesies kaum hawa, aku sendiri tetap tidak menyalahkan kaum adam yang seharusnya juga dimengerti. Karena banyak diantara kita yang hanya ingin dimengerti namun sayangnya sedikit dari kita yang ingin memulai untuk mengerti. Tapi, wajar jika kaum hawa memilih untuk memberikan “kode” agar menjadi sinyal untuk tindakan yang seharusnya dilakukan oleh kaum adam.

Tidak satu dua orang yang pernah bercerita tentang keluhan terhadap gebetannya pada ku, bahkan kadang aku terpantik untuk mengulik lebih dalam sampai ke akar permasalahannya. Karena jujur, problema seperti ini tampaknya sepele namun seringkali terjadi sampai berujung pada kata “perpisahan”. Pemicunya pun sederhana, hanya karena kaum adam tidak mengerti sebuah “kode” yang dilontarkan kekasihnya. Bentuk “kode” itu sendiri pun beragam, baik lewat kedipan mata, senyuman, atau perkataan-perkataan yang menyiratkan suatu hal.

“Aduh, tas nya lucu yaaa. Suka deh. Andai aku punya kaya gini ya, aku pasti senang banget”, dengan gampangnya kaum hawa memantik kaum adam untuk mengerti kemauan sang kekasih dengan harapan membelikan barang tersebut. “Wah, aku lagi capek nih, butuh refreshing deh kayaknya”, kaum hawa yang menyiratkan bahwa ia sedang ingin liburan. “Aku lagi bahagia banget deh, karna aku akhirnya keterima”, kaum hawa yang menyiratkan bahwa ia ingin diberi selamat karena prestasinya diterima jadi cofas PPSMB :P

Kode-kode tersebut mungkin ga jauh beda dengan apa yang kita alamin. Please guys, kasian tuh kaum adam. Ga salah emang kalo kita kasi sebuah pemantik dalam bentuk ”kode”, tapi jangan tuntut mereka untuk selalu peka dan melakukan apa yang kita iniginkan. Coba deh buat kita juga ngerti mereka dan kasi kesempatan supaya mereka juga berpikir. Dengan segerombolan”kode” yang kita paparkan, sebenarnya membuat beban dalam pikiran mereka bertambah. Biarlah kita sama-samamenikmati momen kebersamaan dengan transparan. Kalau memang kita membutuhkan kepekaan dari mereka, tidak jadi masalah kalau kita mengatakannya langsung. Gengsi? Ga zaman nya lagi keles :P. Karena hubungan yang baik bukan dinilai dari kepekaan kaum adam atas setiap ”kode” dari kaum Hawa, melainkan adanya kejujuran dari kedua pihak. Coba deh, dan temukan sensasinya ^^


            

Komentar

Postingan Populer