Sajak Kejujuran
Cinta
adalah perasaan bersama
Tak dapat
dipungkiri
Rasa yang
ada
Biarlah dia
berlabu ditempat yang satu...
(arkt)
Setiap kali aku mendengar kisah asmara
yang berakhir bahagia, tidak akan jauh berbeda dengan pola yang sudah umum
terjadi. Satu pihak terlebih dulu menyimpan perasaan, lalu pihak yang lain
belum menyadarinya. Setelah lama waktu berjalan dan momen indah yang tak
terduga tercipta hari demi hari. Lalu satu kata “nyaman” menjadi gong yang
menandakan kedua pihak tersebut bisa bersatu.
Sebaliknya, setiap kali aku mendengar
kisah asmara yang berakhir sedih, tidak akan jauh berbeda pula dengan pola yang
sudah umum terjadi. Satu pihak terlebih dulu menyimpan perasaan, lalu pihak
yang lain belum menyadarinya namun sudah mendapat sinyal. Setelah waktu
berjalan dan momen indah tak terduga tercipta hari demi hari. Lalu satu kata “biasa
aja” menjadi gong yang menandakan kedua pihak tersebut tidak bisa bersatu.
Lalu kesimpulannya? Apakah cinta itu
disengaja? Atau tercipta begitu saja? Pertanyaan itu kembali dihempaskan
laksana ombak yang datang menghantam relung hati yang sedang tidak menentu. Karena
sebuah keputusan menerima dan menolak bukan hanya berbicara tentang waktu. Bukan
pula berbicara tentang kondisi hati dan lingkungan yang mengiring ke posisi pro
dan kontra, namun kesiapan seseorang dalam memaknai perasaan tersebut dengan
benar.
Hingga akhirnya, setiap kali aku mendengar
kisah asmara yang berakhir bahagia maupun sedih, pola pikir ku kini berubah. Alasannya
bukan sebatas berbicara tentang peka atau tidaknya, bukan pula tentang nyaman
atau tidak. Namun lebih dari pada itu, hal ini berbicara tentang berani jujur
dan menyakini keberadaan perasaan tersebut. Tidak peduli bagaimana akhirnya,
tidak peduli pula bahagia atau sedih. Yang terpenting adalah berani jujur
terhadap rasa yang ada dan tidak munafik untuk memungkirinya~
Komentar
Posting Komentar