Seuntai Ucapan Terimakasih


            Untaian kata terimakasih akan selalu dilontarkan sebagai tanda interaksi yang telah berjalan baik dan menguntungkan antara kedua belah pihak. Tapi kali ini berbeda, hampir genap satu bulan aku sudah mengalami kebaikan dari satu pihak yang telah banyak membantuku dalam hal menulis. Semangatku untuk membuat blog perdana yang aku isi dengan beragam celotehan dengan sejuta mood ku sendiri telah aku tuang dalam bentuk tulisan. Namun sedikitpun aku tidak tahu apakah pihak lainnya diuntungkan dengan kehadiran kami para penulis-penulis yang sebagian besar adalah pemula, khususnya diriku. Aku mengenal satu wadah yang membuat aku mengerti bahwa menulis adalah keharusan semenjak aku berada di semester 4 saat mengenyam dunia Ilmu Komunikasi.

            Banyak yang berpendapat bahwa anak Ilmu Komunikasi harus menguasai teknik dalam berbicara khususnya di dunia penyiaran ataupun di berbagai acara formal maupun tidak formal. Sejenak aku berkaca dan melihat apakah aku sudah menjadi seorang anak Ilmu Komunikasi yang sebbenarnya atau malah seharusnya aku pindah ke jurusan yang lain. Mengingat bahwa jurusan utama yang aku inginkan adalah akuntansi. Yang tidak ribet dengan segala omong kosong namun terperinci dengan data dan hasil akhir yang seimbang. Namun, makin ke sini dengan tegas aku katakan bahwa pendapat dari mereka yang mengatakan bahwa anak Ilmu Komunikasi harus bisa berbicara di depan umum tidak selamanya benar. Karena sekalipun memang aku bukan tipe yang pemalu, tapi aku lebih suka berteriak melalui tulisan-tulisanku.

            Aku senang mengamati dan mendengarkan. Membaca sebenarnya juga menjadi kesenanganku, namun kadang aku selektif dalam memilih bahan bacaan karena tidak semua buku fiksi dan nonfiksi dapat menarik perhatianku. Hal ini yang membuat aku lebih suka menulis apa yang ada dikepala ku dan hal ini membuat ku lebih banyak mengambil bahan dari apa yang aku amati. Sederhana namun aku nyaman melakukannya. Dan wadah dimana aku bisa memulai semangatku yang sempat padam beberapa tahun terakhir adalah “31 hari menulis”. Jujur, aku sangat berterimakasih karena telah dipercayakan sebagai salah satu peserta yang mengikuti kegiatan yang bermanfaat ini.


            Kendala? Tentu pasti ada kendalanya. Suka duka yang ku alami dalam menuangkan isi pikiranku dalam tulisan tidaklah semudah apa yang dibayangkan oranglain ketika membaca tulisan-tulisan yang berhasil aku suguhkan. Disamping itu pula karena ada kesalahan teknis dalam pengaturan waktu dan koneksi internet yang kadang menjengkelkan membuat ku tidak berhenti mengelus dada tanda bersabar atas ujian dadakan tersebut. Banyak hal yang dapat aku ambil selama sebulan terakhir ini, aku merasa sudah banyak berkembang. Motivasiku untuk mengikuti kegiatan ini juga semakin terasah agar memberikan jauh lebih baik dari apa yang bisa aku berikan sejauh ini. Terimakasih bang Wiro dan para selir. Jasa kalian bak pahlawan misterius yang jujur sampai sekarang aku penasaran akan keberadaan kalian. Namun dari hatiku yang paling dalam, aku merasa bangga menjadi bagian dari kebaikan kalian yang sudah bersusah payah mewadahi kami. Berhenti menulis adalah kejahatan kami dan kami akan terus berusaha menjadi pribadi yang baik J

Komentar

Postingan Populer