#3missingyou
Kali ini tulisanku tidak lagi membahas bagaimana kerinduanku akan seseorang yang terhalang jarak dan waktu. Melainkan kerinduanku dengan momen indah yang dulunya kami pernah jalani bersama. Sekalipun kami tidak terpisah oleh jarak dan waktu, namun rutinitas kegiatan kami yang berbeda membuat ku kehilangan momen-momen kebersamaanku dengannya. Jujur, aku menyayangkan hal itu terjadi. Bahkan aku berkeinginan untuk keluar dari kesibukan rutinitasku sehari-hari dan menjadi seorang yang setia berada di rumah agar tidak ada rasa kehilangan yang berarti.
Aku
mencoba dan terus mencoba. Bukan sekali-kali aku mau terhindar dari
kewajibanku, tapi ini adalah bagian dari tuntutan ku sebagai mahasiswa. Dimana aku
dituntut untuk terus aktif bukan hanya didalam kampus namun juga diluar kampus.
Aku sadar akan memprioritaskan suatu hal, dimana aku ditutut bisa membagi-bagi
waktu dengan baik. Maka itu aku tidak berhenti berjuang. Ada satu hari dimana
aku mengkhususkan waktu untuknya. Ya, aku berusaha fokus memperhatikannya. Seorang
yang menjadikan ku sebagai teladan dikala jauh dari orangtua dan sanak
keluarga.
Sebagai
kakak yang juga adik, aku bukan hanya menggantikan peran saudara /i ku yang
jauh disana. Namun aku juga menggantikan peran orangtua ku, suatu pertanggung
jawaban akan kepercayaan yang tidaklah mudah untuk dikerjakan. Hanya satu pinta
ku adalah agar seorang yang aku sayangi ini mengerti. Dia adalah adikku,
saudara yang menjadi teman sekaligus pengganti peran keluargaku yang berkumpul
menjadi satu darah mewakili saudara/i ku yang lainnya. Ketahuilah adikku, aku
sangat mengasihimu. Bukan karena aku tidak memperdulikanku karena kesibukan
yang memberiku tanggung jawab tambahan, tapi aku percaya ini juga bagian dari
pendewasaanmu. Proses dimana hidup jauh dari keluarga bukan suatu hal yang
mudah, sekaligus bukan juga hal yang mustahil.
Percayalah
kalau Tuhan Sang Maha Kuasa mengerti setiap kebutuhan anak-anakNya. Aku sebagai
kakakmu akan terus berusaha memberikan waktuku padamu, bukan menyisahakan
waktuku untukmu. Aku akan terus belajar untuk menyeimbangkan sekian banyak
rutinitasku dengan baik tanpa mengabaikan yang lain. Ku harap juga kau belajar
untuk mengerti dan kita bisa berjuang bersama. Keberhasilanku adalah
keberhasilanmu, begitu pula sebaliknya. Kesehatan dan kebahagiaan yang akan
menyertai kehidupanmu, adikku. Jangan takut dan jangan khawatir, aku berusaha
bisa jadi pundak untuk tempat kau bersandar. Aku berusaha jadi telinga untuk
tempat kau menceritakan segala hal yang kau alami dan aku berusaha untuk jadi
kaki yang mengarahkan mu pulang disaat kau tersesat. Jesus bless you, adikku J
Komentar
Posting Komentar