#3thWeek
Bukan hal yang mudah untuk berpura-pura
tidak melihatnya saat berpapasan di ruang yang sama. Ruang yang membuat tatapan
mata tidak bisa dibohongi. Ingin rasanya ku meliriknya dan memberikan senyuman
terbaikku padanya. Tapi apa daya, aku tidak bisa melanggar kesepakatan yang
telah kami mulai bersama. Waktu demi waktu kami lalui tanpa kenal lelah,
sekalipun ada saat-saat dimana hati bergejolak dan pernah merasa satu titik
yang sangat berat. Entah, aku tidak bisa mengungkapkannya dalam rentetan tulisan
detail. Hanya momen dimana aku merasa kecewa yang aku bisa gambarkan dengan
detail. Bukan sepnuhnya salahnya, bahkan mungkin bukan seperti pikiranku.
Saat itu, pikiranku mendominasi hati
kecilku. Bahkan saat itu nyaris ku berikan wewenang kepada logika ku untuk
memimpin tindakan ku selanjutnya. Tapi hati ku berteriak kencang dan mematikan
logika ku. Bagi logika ku, aku bisa saja berhenti untuk berjuang kalau kata
berjuang hanya dilakukan sepihak. Namun berbeda dengan hati ku. Hati nurani
kecil dengan sumbu api kasih sayang masih menyala. Kecil dan remang-remang bak
kunang-kunang. Di tengah logika yang mendominasi karena kekecewaan akan hal
yang ku anggap bukanlah hal yang sepele, ada satu pancaran sinar yang seakan
terus berteriak untuk tidak dipadamkan.
Bimbang. Satu kata ini keluar disaat dua
kata yaitu logika dan perasaan beradu. Seakan enggan untuk bersatu, logika ku
dan perasaan ku semakin tidak akur saat kami berpapasan di satu ruang yang
sama. Lagi. Lagi-lagi logika ku mendominasi perasaanku. Saat itu, ruang yang
sama dimana kami berada membuat suasana hatiku makin panas. I hate you, but I miss you. Satu kalimat yang tepat untuk
menggambarkan hatiku yang berperan tanpa skenario saat itu. Aku membiarkan
hatiku mandiri dengan keputusan yang disinkronkan kembali ke logikaku.
Bukan tidak adil, namun saat itu memang ku
akui bahwa tindakannya membuatku keceewa. Aku merenung satu dua hari
setelahnya. Kali ini aku memilih untuk mentralkan logikaku, berusaha berpikir
jernih. Helaan nafasku perlaahan membuat ku tenang. Saat itu jugalah hatiku
berbisik lembut. “Perasaan sayang tidak selamanya didapat dari kebahagiaan
suatu hubungan, tapi juga didapat dari gesekan kepribadian lewat masalah yang
dihadapi bersama.” Karena gesekan antar pribadi itu bukanlah yang tidak baik
dan harus dihindari. Malahan hal tersebutlah yang menjadi wadah dimana kita
bisa belajar dewasa dalam menjalani suatu hubungan. Sungguh, minggu yang
berkesan J
Komentar
Posting Komentar